Jumat, Februari 05, 2010

Kenapa Negara ini Makin Mundur saja..?

Kenapa banyak orang menyebut Negara ini makin mundur saja? Mari kita perhatikan saja era 70-an, saat itu banyak para guru kita yg berkualitas di minta untuk mengajar di negari jiran Malaysia. Tapi bgmn sekarang? Kita justru harus belajar kepada Malaysia. Di masa itu juga berapa harga beras 1 kg? Bandingkan dengan harga beras sekarang! Maka betapa merosotnya nilai uang kita dari waktu ke waktu. Dan kita bisa lihat bukti-bukti dan kenyataan yang lain yang menunjukkan kondisi nyata bangsa ini. Mari kita fokus dalam melihat permasalahan ini dari sisi visi dan misi negara juga bgmn seharusnya para pengelola dan masyarakatnya?

Negara kita ini memiliki dasar pondasi Pancasila, yg kalau lihat dlm sejarah mengalami dan memiliki multi tafsir tergantung siapa yang menafsirkan dan bgmn mengintrodus tafsiran tersebut kpd para penguasa yg sedang berkuasa. Bahkan yg terjadi para penguasa menafsirkannya sendiri-sendiri secara pribadi. Belum lagi tidak sama antara tindakan dan tafsiran yang diungkapkan dalam bertindak dan berperilaku. Konon diceritakan bahwa di Era Bung Karno : ditafsirkan Pancasila mjd Trisila dan diperas mjd Ekasila : Gotongroyong. Di Era Pak Harto : ditafsirkan mjd 36 butir dalam P4, namun dlm praktek masih jauh dari sempurna, meski upaya sudah dilakukan secara sistematis. Di Era Pak Habibie: tafsir 36 butir mjd melemah tidak terperhatikan lagi, krn muncul gerakan demokrasi yg mengarah kepada era kebebasan. Di Era Gusdur: ditafsirkan menjadi demokrasi pluralisme. Di Era Bu Megawati : ditafsirkan mjd demokrasi indonesia (PDI). Di Era Pak Sby: semakin banyak tafsiran yang muncul dan belum diperjelas mana yang dipilih, akibatya seolah mjd kabur. Sehingga menurut sebagian para pakar, saat ini tidak ada kontrol terhadap penafsiran mana yang dominan dan diterapka untuk mendidik bangsa ini. Terasa sekali yang muncul adalah kebebasan penafsiran. Siapa yang menguasai media informasi dan mampu mengintrodus tafsirannya secara positif, merekalah yang kemungkinan besar akan berkuasa. Menurut sebagian pakar kita juga, bangsa ini belum tegas secara formal menyatakan agama sebagai pondasi, namun nilai-nilai agama tetap diupayakan utk bisa masuk dlm dasar-dasar kehidupan bernegara. Namun upaya ini tidaklah mudah, krn perebutan pengaruh antar penafsir-penafsir telah terjadi dan secara egois ingin tafsirannya saja yg diberlakukan. Padahal secara nyata bangsa ini berpenduduk muslim paling besar. Yang membutuhkan instrumen hukum secara islami utk dapat berkehidupan islami secara layak. Juga ada umat-umat lain yang membutuhkan instrumen khusus bagi mereka. Seharusnya bangsa ini menyediakan semua instrumen tersebut agar kehidupan berjalan secara benar, fakta formalnya bangsa ini ber-Ketuhanan Yang maha Esa. Namun tampak seolah bangsa ini masih belum mampu melihat manusia indonesia secara utuh. Hanya sebagai manusia fisik saja. Belum mau menyadari bahwa manusia itu juga memiliki ruh yang akan hidup jauh lebih panjang, yg akan terus hidup di kehidupan berikutnya begitu fisik ini sudah mati.
Negara ini belum menggunakan Agama sebagai pondasi, maka ada dugaan kuat kalau bangsa ini tdk berupaya berubah ke sana, atau paling tidak masih malu berupaya menerapkan nilai-nilai positip agama, maka lambat tapi pasti akan roboh negara ini. dan robohnya bangsa ini memang dikehendaki oleh mereka yg berbeda paham yang tidak ingin bangsa ini maju. Namun sebagian masyarakat berkeyakinan, nilai-nilai positip agama tidak akan hangus, bahkan akan terus bisa dijadikan sebagai pedoman untuk hidup yang lurus dan lebih baik. Oleh karena itu upaya memunculkan generasi-generasi baru yg memiliki pedoman hidup yg lurus sebagai manusia yang shaleh dan upaya menyiapkannya agar bisa menjadi penjaga negara ini, mutlak untuk terus diputar dan digelindingkan. Tidak itu saja upaya mengintodus pemikiran yg lurus kepada segenap lapisan umat yang saat ini tengah bergelut dengan carut-marutnya pemikiran dan kehidupan juga tidak boleh kendur, bahkan harus tetap diperkuat, diperluas, dikencangkan, dilebarkan, dan dihunjamkan ke dada setiap lapisan masyarakat. Semua ini dilakukan agar kehidupan dapat berubah menjadi lebih baik, karena penjaga negara itu terdiri dari orang-orang yang shaleh.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar